Modus-modus Penipuan Melalui Telepon
Mungkin anda sudah sering mendengar dan/atau mengalami sendiri
penipuan lewat SMS yang sudah sangat sering kita jumpai di negeri
harapan. Banyak juga website yang memberi tahu
cara melaporkan penipuan lewat SMS.
Modus penipuan melalui telepon jauh lebih meyakinkan dibanding SMS
karena si penipu berbicara secara langsung dengan anda. Mereke biasanya
menelepon korbannya di pagi dini hari, atau tengah malam dimana orang
berada di posisi yang tidak dapat berpikir dengan jernih (masih tidur!).
Beberapa modus yang sempat saya himpun:
a. Anaknya Kecelakaan di Sekolah dan/atau di sebuah tempat
Modus yang pertama ini kesannya untung-untungan. Biasanya si penipu
akan bilang bahwa anaknya sedang di Rumah Sakit karena terlibat
kecelakaan sewaktu di sekolah dan membutuhkan biaya yang urgent.
Yang lucu, kadang si pelaku ngasi nama anaknya lumayan ngasal, dan/atau si anak padahal masih pada tidur di rumah!
b. Anaknya sedang lagi di kantor polisi
Untuk modus yang ketiga ini, para penipu (ya! ada dua pelakunya!)
cukup lihai dalam role-playing nya. Penipu pertama akan berpura-pura
menjadi anak anda yang sedang tertimpa ‘musibah’ di kantor polisi,
dengan disertai bumbu tangisan dan suara mengiba yang mungkin akan
menyebabkan banyak orang tua terlena. Kemudian pelaku kedua masuk
sebagai ‘bad cop’ yang akan mengancam menyebarluaskan masalah ini ke
media cetak dan/atau mempersulit prosesnya jika tidak ada ‘uang pelicin’
kepada ‘polisi’ gadungan tersebut.
Bagaimana Cara Mereka Mendapatkan data pribadi anda?
a. Semakin maraknya penggunaan
media sosial yang
(buat orang Indonesia) tidak dibatasi umur dan tidak diberi
batasan-batasan khusus (privacy settings) menyebabkan mudahnya para
penipu ini untuk mengakses data pribadi anda. Apalagi, kalo ada yang
lengkap menyantumkan Nomer Hape, hubungan keluarga, alamat email, dan
lain lain.
b. Ada juga jebakan dimana anda disuruh mengisi survey dan/atau formulir yang di
iming-iming hadiah gratis.
Jika perusahaan survey nya meragukan dan/atau alamat website tidak
sesuai dengan nama perusahaan survey nya, sebaiknya jangan dilanjutkan.
Karena dapat dipastikan data anda dapat dijual ke pihak ketiga.
c. Data tersebut
dicuri oleh si penipu dari situs-situs yang tidak memiliki enkripsi yang aman. Jika anda memberikan data di situs yang
bukan https://, data anda dapat lebih mudah di curi.
d. Data anda memang
dijual oleh pihak penyedia saluran telepon dan/atau website anda dengan pihak ketiga.
Tips untuk menghindari Penipuan melalui Telepon
Beberapa tips yang dapat dipakai agar anda terhindar dari ‘musibah’ seperti tersebut diatas.
1. Jangan Panik!
Hal ini mungkin agak susah untuk dilakukan, apalagi jika anda
mendengar secara langsung kejadian-kejadian ‘urgent’, di jam yang kita
sangat ‘vulnerable’, dan si penipu yang dengan cekatan mendesak anda
untuk gegabah.
Tetapi hal ini teramat sangat penting untuk dilakukan. Jika kita panik dengan
ketakutan mendadak yang teramat sangat, akan susah bagi kita untuk berpikir dengan tenang dan logis.
2. Minta tolong orang rumah, teman, dan/atau keluarga dekat untuk memvalidasi.
Usahakan untuk memvalidasi kejadian ini dengan yang bersangkutan.
Mintalah tolong orang di rumah anda, teman, atau keluarga dekat untuk
menghubungi keluarga anda yang sedang tertimpa ‘musibah’ ini. Meskipun
mungkin mereka berdalih bahwa keluarga anda sedang terluka parah, koma,
dll, tetaplah anda coba hubungi.
3. Jangan takut terhadap ancaman si penipu
Si penipu yang kemungkinan besar mengaku dari pihak kepolisian akan
berusaha mengintimidasi dan mengancam untuk ‘memperkarakan’ atau
‘dimasukkan ke koran’. Hal ini mungkin berdasarkan pada ‘opini
masyarakat’ tentang adanya oknum-oknum polisi ‘nakal’ yang mencoreng
nama baik korps Kepolisian Republik Indonesia.
Yakinlah bahwa diluar sana masih banyak sekali polisi-polisi kita
yang hidup dengan jujur. Jadi, jangan takut dengan gertakan semacam itu.
4. Banyaklah bertanya kepada si penipu tentang kondisi keluarga anda yang katanya sedang tertimpa ‘musibah’ itu
Ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: Dimanakah lokasi kejadian? Bagaimana kronologinya? Jam berapa?
dan kalau bisa, mintalah berbicara kembali dengan keluarga anda tersebut dan ajukan pertanyaan yang sama.
5. Gertak balik.
Buat yang agak mudah berimprovisasi, coba anda bilang bahwa anda juga
dari kepolisian dan tanyakan pangkat si penipu dan dimana si penipu
‘dinas’. Hal ini mungkin akan membuat si penipu berpikir ulang untuk
melanjutkan aksinya.
Daftar kepangkatan Polri bisa dilihat dari
link wikipedia ini. Buat yang hobi baca tulisan panjang, mungkin anda bisa membaca artikel dari hukumonline.com:
‘struktur dan jenjang karier di kepolisian’
6. Pastikan Akun Media Sosial anda hanya terhubung dengan orang yang benar-benar anda kenal.
Jangan mudah termakan janji-janji iklan-iklan (contoh: “Apple
bagi-bagi iPhone6”) yang banyak tersebar di aplikasi media sosial. Jika
anda tidak harus bersosialisasi dengan semua orang, pastikan pengaturan
facebook anda hanya bisa dapat diakses oleh orang dekat anda (bukan
masyarakat umum).
Semoga tulisan ini dapat membantu kita terhindar dari masalah penipuan melalui telepon yang tidak mengenakkan ini.
Sumber: http://bamboeroentjing.com